Pengertian
Konvergensi Media
Kata “konvergensi” sering
digunakan untuk merujuk ke berbagai proses yang berbeda, sehingga terkadang
menimbulkan kebingungan. Konvergensi media adalah penggabungan atau menyatunya
saluran-saluran keluar (outlet) komunikasi massa, seperti media cetak, radio,
televisi, Internet, bersama dengan teknologi-teknologi portabel dan
interaktifnya, melalui berbagai platform presentasi digital.
Dalam perumusan yang lebih
sederhana, konvergensi media adalah bergabungnya atau terkombinasinya berbagai
jenis media, yang sebelumnya dianggap terpisah dan berbeda (misalnya, komputer,
televisi, radio, dan suratkabar), ke dalam sebuah media tunggal.
Gerakan konvergensi
media tumbuh berkat adanya kemajuan teknologi akhir-akhir ini, khususnya dari
munculnya Internet dan digitisasi informasi. Konvergensi media ini menyatukan
”tiga-C” (computing, communication, dan content).
Jika dijabarkan di level
perusahaan, maka konvergensi ini menyatukan perusahaan-perusahaan yang bergerak
di bidang informasi (komputer), jejaring telekomunikasi, dan penyedia konten
(penerbit buku, suratkabar, majalah, stasiun TV, radio, musik, film, dan
hiburan).
Seperti Apa Sebetulnya
Konvergensi Media Itu?
Konvergensi media memungkinkan
para profesional di bidang media massa untuk menyampaikan berita dan
menghadirkan informasi dan hiburan, dengan menggunakan berbagai macam media.
Komunikasi yang sudah
dikonvergensikan menyediakan berbagai macam alat untuk penyampaian berita, dan
memungkinkan konsumen untuk memilih tingkat interaktivitasnya, seraya mereka
bisa mengarahkan sendiri penyampaian kontennya.
Konvergensi media memungkinkan
audiens (khalayak) media massa untuk berinteraksi dengan media massa dan bahkan
mengisi konten media massa. Audiens sekarang dapat mengontrol kapan, di mana
dan bagaimana mereka mengakses dan berhubungan dengan informasi, dalam berbagai
jenisnya.
Jurnalisme konvergensi melibatkan
kerjasama antara jurnalis media cetak, media siar, dan media Web (online) untuk
menghasilkan berita terbaik yang dimungkinkan, dengan menggunakan berbagai
sistem penyampaian (delivery).
Konvergensi telah
terjadi pada dua aspek utama: teknologi dan industri.
Pada aspek teknologi: Konten
kreatif telah dikonversikan ke dalam bentuk–bentuk digital standar-industri,
untuk disampaikan melalui jejaring pita lebar (broadband) atau tanpa-kabel
(wireless), untuk ditampilkan di berbagai komputer atau piranti-piranti
seperti-komputer, mulai dari telepon seluler sampai PDA (personal digital
assistant), hingga ke alat perekam video digital (DVR, digital video recorder)
yang terhubung ke pesawat televisi.
Pada aspek industri:
Perusahaan-perusahaan yang melintasi spektrum bisnis, mulai dari perusahaan
media ke telekomunikasi sampai teknologi, telah menyatu dan membentuk
aliansi-aliansi strategis, untuk mengembangkan model-model bisnis baru, yang
dapat meraih keuntungan dari ekspektasi konsumen yang sedang tumbuh terhadap
konten media yang disesuaikan dengan permintaan (on-demand).
Sejumlah analis industri
memandang, konvergensi media ini menandai memudarnya ”media lama” seperti media
cetak dan media siar, serta bangkitnya ”media baru,” yang perkembangannya masih
berlangsung dinamis saat ini.
Perkembangan Konvergensi Media
Konvergensi pada umumnya berarti persimpangan media lama dan baru. Henry Jenkins menyatakan bahwa
konvergensi adalah,
“Aliran konten di platform beberapa
media, kerja sama antara industri beberapa media, dan perilaku migrasi
khalayak media.”
|
Konvergensi
media tidak hanya pergeseran teknologi atau proses teknologi, namun juga
termasuk pergeseran dalam paradigma industri, budaya, dan sosial yang mendorong
konsumen untuk mencari informasi baru. Konvergensi media terjadi dengan
melihat bagaimana individu berinteraksi dengan orang lain pada tingkat sosial
dan menggunakan berbagai platform media untuk menciptakan pengalaman baru,
bentuk-bentuk baru media dan konten yang menghubungkan kita secara sosial, dan
tidak hanya kepada konsumen lain, tetapi untuk para produsen perusahaan media.
Gerakan
konvergensi media tumbuh secara khusus dari munculnya Internet dan digitalisasi
informasi. Konvergensi media ini menyatukan 3C yaitu computing (memasukkan
data melalui komputer), communication (komunikasi), dan content (materi
isi/ konten).
Teori
konvergensi media yang diteliti oleh Henry Jenkins pada tahun 2006,
menyatakan bahwa konvergensi media merupakan proses yang terjadi sesuai dengan
perkembangan budaya masyarakat.
Pendorong
Konvergensi Media
Perubahan perilaku konsumen:
Perubahan perilaku konsumen:
· Pada tahun
2009 sebuah penerbitan surat kabar media di Amerika SerikatThe Boston Globe menunggu nasib untuk
ditutup atau diteruskan oleh investor baruPerforma koran yang sudah berusia 137
tahun itu terus merosot karena perubahan perilaku konsumen membaca berita. Oplah menurun
14 persen dalam enam bulan pada tahun 2009.
· Tahun 2009 di
Amerika Serikat merosotnya sirkulasi dan
pendapatan dari iklan juga memaksa surat kabar Tribune Co. memutuskan
hubungan kerja 61 orang dari 205 tim berita The
Baltimore Sun.Sepekan sebelumnya, Chicago Tribune juga merumahkan 53
karyawan ruang redaksi.
Harga bahan baku koran semakin mahal.
Harga bahan baku koran semakin mahal.
Pendukung Konvergensi
Media
·
Media massa
konvensional (Televisi, radio, surat kabar dll)
·
Internet
·
Perangkat lunak atau software
Munculnya fenomena konvergensi media
ini, memaksa media konvensional melebarkan sayap dan masuk ke dalam jaringan
internet untuk dapat mempertahankan atau memperluas bisnisnya. Jurnalisme konvergensi melibatkan
kerjasama antara jurnalis media cetak, media
siar, dan media Web (daring) untuk menghasilkan
berita terbaik yang dimungkinkan, dengan menggunakan berbagai sistem
penyampaian. Hal ini menyebabkan berkembangnya media
konvensional menjadi digital.
Di dunia,
contoh bentuk diversifikasi
media dari bentuk konvensionalnya menjadi bentuk digitalnya
terdapat pada contoh berikut:
|
align="center" style="background:#E0FFFF;"|Media
Konvensional | align="center"
style="background:#E0FFFF;"|Media Baru |- |
align="left"|Liputan 6 (Program
acara berita di televisi)||Situs Liputan 6 (www.liputan6.com) |- | TIME (Majalah
berita Amerika Serikat)||Situs Majalah TIME (www.time.com/time) |-
| Trax FM (Radio swasta di Indonesia)||Radio online Trax
FM (www.traxonsky.com) |- | Media Indonesia (Surat kabar Indonesia)||Surat kabar digital (epaper.mediaindonesia.com) |-
| House (serial
televisi) (Program serial televisi)||Televisi online
(http://www.fox.com/house/) | |}
Aplikasi teknologi komunikasi terbukti
mampu menjembatani jalur transportasi pengiriman informasi media kepada
khalayaknya. Akibatnya muncul jurnalisme online yang membuat wartawan
untuk terus-menerus memperbaharui informasi yang mereka tampilkan seiring dengan
temuan-temuan baru di lapangan. Dalam konteks ini, konsekuensi lanjutnya
adalah berkurangnya fungsi editor dari sebuah lembaga pers karena wartawan relatif mempunyai kebebasan
untuk segera memasukan informasi baru tanpa terkendala lagi oleh mekanisme
kerja lembaga pers konvensional yang relatif panjang.
SUMBER :